Pekerja ‘Call Center’:
Generasi Pahlawan Baru?
Jofelle Tesorio dan Ariel
Carlos
Asia Calling/Manila
08/04/2013
Dalam
ruangan ini ada berbaris-baris komputer, dan setiap orang sibuk dengan alat
komunikasi mereka, menerima telfon dari belahan dunia lain.Mereka bekerja
sepanjang malam ketika yang lainnya tidur lelap.
Maria
Concepcion Andres, 24, adalah sarjana Ilmu Komunikasi dan telah bergabung
dengan industri ‘call-center’ ini sejak empat tahun lalu.
“Jujur
saja, ini karena gajinya. Dari pengalaman sebelumnya dengan pekerjaan di
perusahaan lokal, mereka hanya bisa memberikan gaji yang rendah, dan
tunjangannya pun tidak kompetitif. Perusahaan asing yang berbasis di sini
memberikan lebih banyak tunjangan, sehingga saya pilih kerja pada mereka
dibandingkan ke perusahaan lokal.”
Industri pusat layanan pelanggan atau ‘call-center’
di Filipina memberikan pemasukan terbesar ketiga bagi negeri itu setelah
pariwisata dan pengiriman uang.
Dengan
gaji sedikitnya 4 juta rupiah per bulan, industri ini mempekerjakan hampir 800
ribu pekerja.
Tapi
gaji ini dibarengi dengan stres tinggi kata salah satu pekerja call-center
Louie Delostrico.
“Ada
banyak tantangan yang Anda dapatkan dari lingkungan call center. Pertama, Anda
harus tidur di siang hari karena harus bekerja pada malam hari. Hal lain adalah pelanggan, karena ada banyak
pelanggan yang marah. Anda perlu banyak bersabar terutama ketika pelanggan
menyumpahi Anda, dan menggunakan bahasa yang tidak senonoh.”
Filipina
sudah mengambil alih posisi India sebagai ibu kota pusat pelayanan langganan
atau call center yang baru di dunia.
Ini artinya, bila Anda berada di Amerika Serikat dan
menelpon call center mana pun, Anda kemungkinan besar akan berbicara dengan
petugas orang Filipina.
Dengan tenaga kerja yang mahir berbahasa Inggris dan
mampu merangkul budaya Barat, Filipina dengan cepat menjadi tujuan dunia untuk
mencari tenaga call center.
Filipina kini adalah tujuan terbaru bagi perusahaan
internasional yang ingin mengalihdayakan pekerja di pusat layanan pelanggan
mereka.
Jana
Kleibert, dosen dari Universitas Amsterdam menjelaskan keuntungan menggunakan
pekerja Filipina sebagai petugas di pusat layanan pelanggan,“Daya tarik utama
adalah karena ada begitu besar tenaga kerja di sini yang berbicara dalam bahasa
Inggris dengan aksen yang bisa dimengerti terutama oleh orang Amerika.”
“Kedua,
tenaga kerja ini punya pendidikan yang cukup baik, sehingga mudah untuk
mencerna tugas-tugas pelayanan. Dan ada kedekatan budaya dengan Amerika, yang
ikut membantu komunikasi dengan konsumen.”
Ada
juga konsekuensi kesehatan, kata Leian Marasigan, peneliti isu buruh di
Univeristas Filipina.
“Ini
karena jenis pekerjaannya begini. Anda terus-terusan menerima telfon. Ada juga
dampak kesehatannya, di tenggorokan misalnya. Dan tentu saja Anda harus
berhadapan dengan konsumen yang marah-marah karena ini memang jasa pelayanan
konsumen,” tutur Leian
Sementara
itu Rory Zachs, manajer di perusahaan PCM yang berbasis di Amerika mengatakan perusahaannya
memiliki tenaga kerja yang sebagian besar muda dan berpendidikan tinggi.
“Anda
punya basis kekuatan dari individu yang telah mempelajari begitu banyak
disiplin ilmu dan bersedia memberikan bakat yang telah mereka pelajari. Dan
mereka bisa berkomunikasi dengan perusahaan-perusahaan yang berasal dan berbasis
di Australia, Eropa, Inggris , Irlandia dan tentu saja asal saya di Amerika
Serikat.”
Iklan
dari perusahaan call-center terkemuka ini menggambarkan pekerja mereka sebagai
pahlawan generasi baru karena mengorbankan keluarga dan kehidupan sosial mereka
demi berkontribusi kepada ekonomi negara dan kesejahteraan keluarga.
Dengan
jam kerja yang aneh, artinya bersenang-senang pun harus dilakukan di waktu yang
tak biasa.
Ini
pukul sembilan pagi dan Rory Zach sedang bowling bersama koleganya.
“Saya
masuk kantor jam 10 malam. Saya bekerja sepanjang malam dan bekerja seperti
biasa. Tapi seperti yang saya katakan, kita akan segera mengakhiri pembicaraan
ini karena saya akan pulang tidur...”
Artikel ini pertama kali
disiarkan di Asia Calling, program radio aktual dari kawasan Asia yang
diproduksi KBR68H, kantor berita radio independen di Indonesia. Asia Calling
disiarkan dalam bahasa lokal di 10 negara di Asia. Temukan cerita lainnya dari
Asia Calling di www.asiacalling.org. dan
dengarkan relay programnya di BAFP RADIO
STREAMING setiap Rabu jam 20.00 WIB dan Minggu jam 20.00
WIB
No comments:
Post a Comment