Pastor Lingkungan Filipina Dapat Penghargaan Internasional
Madonna T. Virola
Asia Calling/Pulau Mindoro, Filipina
Romo Edwin Gariguez
menjadi terkenal setelah menghadapi para penambang multinasional dan menang.
Kini sang romo Filipina ini mendapatkan
penghargaan global atas perjuangannya.
Ia adalah salah
satu dari enam pemenang Penghargaan Lingkungan Goldman di Amerika Serikat,
penghargaan untuk para pahlawan yang berjuang pada tingkat akar rumput. Tiga
tahun lalu, Pastor Ediwn memimpin aksi
mogok makan yang mengubah nasib satu tambang nikel di Pulau Mindoro.
Kejadian di tahun 2009 itu,
saat Pastor Edwin memimpin 25 orang dalam suatu aksi mogok makan di ibukota
Manila. Orang-orang etnis Mangyan, para petani dan pendeta mengikuti
aksi itu selama 11 hari.
Mereka berdemo melawan keputusan
pemerintah yang mengizinkan perusahaan pertambangan Norwegia Intex untuk
beroperasi di Pulau Mindoro . Pemerintah
memberikan mereka Sertifikat Kepatuhan Lingkungan atau Environmental Compliance Certificate (ECC).
Perusahaan itu ingin menambang
ratusan juta ton nikel di bawah tanah seluas 11.000 hektar di pulau itu – satu
rencana yang disebut sebagai Proyek Nikel Mindoro. Potensi nikel di Mindoro diperkirakan yang terbesar di dunia.
“Aksi mogok makan semula diikuti
25 orang. Yang tersisa hanya 8
orang, karena banyak di antara mereka yang kemudian masuk rumah sakit. Banyak
yang menyerah. Tapi mereka yang tersisa berjanji akan terus berjuang hingga tuntutan
kami dipenuhi,” tutur Edwin.
Pemerintah pusat tetap
memberikan izin kepada perusahaan itu meski ada peraturan yang dikeluarkan
Pemerintah Provinsi Mindoro Oriental pada 2002 lalu yang melarang penambangan
besar-besar selama 25 tahun.
Pakar
lingkungan mengklaim 20 ribu anggota suku Mangyan yang tinggal di daerah itu
akan kehilangan tempat tinggalnya karena pertambangan itu.
Proyek itu juga menggangu sumber air terbesar yang mengairi
40 ribu hektar sawah. Padahal Mindoro dikenal sebagai lumbung makanan Manila.
Untuk mendorong perjuangan
ini, Pastor Edwin membantu mendirikan Alliance Against Mining atau Aliansi
Melawan Pertambangan – sebuah jaringan organisasi masyarakat madani, gereja dan
pemerintah lokal, yang dibuat untuk menentang pertambangan itu.
Pemimpin suku Mangyan, Librada
Isidro yang ikut dalam aksi mogok itu mengatakan: “Tanah kami akan
dihancurkan, dan yang tersisa adalah
pasir dan debu. Saya tidak yakin kalau perusahaan itu punya teknologi baru dan
aman pada lingkungan. Kami sendiri tidak menyentuh tanah
itu karena begitu keramat bagi kami.”
Mogok itu mendesak Departemen
Linkungan Hidup dan Sumber Daya Alam atau DENR, untuk berubah.
”Pada hari yang ke-11 mogok makan kami, sekretaris DENR bernegosiasi dan
sepakat untuk sementara mencabut ECC. Tanpa ECC, perusahaan itu tidak bisa melanjutkan
pekerjaannya, itulah statusnya sekarang. Proyek itu untuk sementara dicabut,
dan itu terjadi karena mogok makan, tapi bukan hanya karena saya,” tegas Romo
Edwin.
Bagi Pastor Edwin, ini
adalah kemenangan bagi semua orang di Pulau Mindoro.
”Ini adalah pesan yang baik
untuk disampaikan kepada pemerintahan yang berkusa, khusunya pemerintahan
Presiden kami. Bahwa kalau mereka meneruskan kebijakan yang yang lama untuk
mempromosikan pertambangan, mereka harusnya juga punya kebijakan yang tepat untuk
melindungi lingkungan.”
Kebijakan nasional Filipina
sangat mendorong masuknya investasi asing dalam sektor pertambangan, tapi ini
mengancam lingkungan.
Pastor Edwin yang juga
Sekretaris Eksekutif dari Sekretariat
Nasional untuk Tindakan Sosial, bagian sosial Konferensi Uskup Katolik menggunakan
posisinya untuk menyerukan satu moroatorium penambangan nasional.
Seruan itu semakin kuat. Pasalnya
pada Januari lalu, satu konferensi internal penambangan yang diadakan di
Filipina dengan tuntutan serupa.
Mereka juga meminta pembatalan
Undang-undang Pro-Industri tahun 1995, dan mendorong satu hukum lingkungan yang
baru untuk diloloskan parlemen.
Dan
sejumlah pemerintah lokal sudah meloloskan sejumlah peraturan daerah yang
menolak pertambangan.
”Saya hanya melakukan apa
yang mesti saya lakukan. Dalam kampanye, Anda tidak berhenti. Anda tetap menciptakan sesuatu untuk
dimenangkan pada putaran berikutnya. Apa yang menurut Anda baik untuk kampanye
maka itulah yang akan membantu menangkan kasus Anda, yang bisa mengerahkan
orang supaya mendukung Anda dan masyarakat,” tutur Edwin.
Tapi di Pulau Mindoro – tak jelas
apa yang terjadi pada penangguhan izin, karena sekarang Proyek Nikel kembali
berlanjut.
Baru-baru ini Intex menandatangani
sebuah perjanjian dengan perusahan konstruksi milik Cina untuk memulai
proyeknya. Dan mereka berencana untuk memproduksi nikel pada tahun 2015.
Pemerintah pusat belum menanggapi
berbagai pertanyaan untuk menjelaskan apakah izin linkungan ini sudah
diaktifkan kembali atau tidak.
Gubernur Mindoro Oriental dan Midoro
Occidental telah mengirim petisi gabungan kepada Kantor Lingkungan Nasional
tahun lalu, dengan tuntutan izin Intex dibatalkan secara permanen, karena
sangat ditentang masyarakat.
Dan kini Gubernur Mindoro Oriental
memerintahkan polisi dan tentara untuk menyita kendaraan perusahaan tersebut
untuk menghentikan pekerjaan di tambang itu.
“Selama kampanye kami, kami punya
dorongan untuk memberikan darah segar dalam kampanya, kami butuh orang-orang
yang bisa ditempatkan pada barisan ke-dua,” kata Edwin.
Ia berencana untuk menggunakan
sebagian penghargaan senilai lebih dari 1 milyar rupiah ini untuk beasiswa bagi
anak muda.
“Saya berharap banyak dari
orang-orang muda. Mereka punya
keinginan yang besar; semangat, mimpi dan cita-cita. Itulah satu masa dalam
hidup dimana Anda merasa bisa melakukan banyak hal. Ada satu dunia untuk dijelajahi, kehidupan
yang harus dijalani dan dialami.”
Artikel
ini pertama kali disiarkan di Asia Calling, program radio aktual dari kawasan
Asia yang diproduksi KBR68H, kantor berita radio independen di Indonesia. Asia
Calling disiarkan dalam bahasa lokal di 10 negara di Asia. Temukan cerita
lainnya dari Asia Calling di www.asiacalling.org. dan dengarkan
relay programnya di BAFP RADIO STREAMING setiap Rabu jam 20.00 WIB dan
Minggu jam 20.00 WIB
No comments:
Post a Comment