Sunday, December 16, 2012

Bintang Punk Rock Imajiner Korea Utara


Bintang Punk Rock Imajiner Korea Utara
 
Jason Strother
Asia Calling/Seoul


            Lagu dengan musik berdentam bercerita tentang Ri Seong-woong, bintang punk rock Korea Utara yang paling terkenal. 
Serangkaian pertunjukan yang dibintangi Ri baru-baru ini, ditampilkan di negara tetangga Korea Selatan. Tapi tunggu. Apakah dia itu sosok yang benar-benar ada dan berasal dari negeri yang tertutup Korea Utara? Tidak.
Ri merupakan ciptaan 10 band Korea Selatan, yang menceritakan kisah hidup fiktifnya lewat serangkaian konser rock dan pertunjukan karya seni. Membuat detail sang legenda tidak mudah kata Oh Do-ham, pemain bass dari band Aungdaungs.
            “Kami minum-minum suatu malam dan saling bertanya, kira-kira seperti apa musik punk rock di Korea Utara?” ujar Oh.
Kami hanya tahu lewat media soal politik Korea Utara tapi kami tidak tahu bagaimana kehidupan masyarakatnya. Apa yang mereka lakukan untuk bersenang-senang dan musik apa yang mereka dengarkan.”
            Para musisi muda ini menunjukkan ketertarikan yang luar biasa atas Korea Utara. Sebagian besar kaum muda Korea Selatan di usia 20an tahunnya, tidak begitu peduli dengan negara tetangganya itu.
            Untuk membantu memberi latar belakang yang dapat dipercaya pada bintang rock mereka, Oh dan musisi lain mengunjumgi beberapa pengungsi Korea Utara. Setidaknya ada 23 ribu pengungsi tinggal di Korea Selatan.
            Yu Ji-wan, vokalis dan pemain keyboard pada band Alligators, bertanya pada para pengungsi beberapa pertanyaan diluar politik dan senjata nuklir, seperti bagaimana kehidupan sebenarnya di kampung halaman?
             “Saya ingin tahu bagaimana orang Korea Utara kehilangan keperjakaannya. Satu pengungsi bercerita itu terjadi saat mereka remaja. Saat remaja pria dan perempuan harus tugas jaga di malam hari, beberapa pasangan menyelinap   ke padang rumput yang tinggi. Dan menurut saya itu sangat romantis.”
            Yu mengatakan itu menjadi inspirasi bagi lagu yang berjudul   “saya jatuh cinta saat tugas jaga.”
            Seperti karya seni lainnya, kisah Ri Seong-woong juga menjadi gambaran bagi banyak masalah di Korea Selatan. Di satu pertunjukan, Ri dipenjara karena mengejek kepemimpinan Korea Utara.
            Mungkin tidak terlalu mengejutkan kalau tidak ada kebebasan berbicara di sana. Tapi Yu mengatakan hal yang sama juga terjadi di Korea Selatan awal tahun ini.
             “Teman kami ditangkap karena membuat lelucon tentang Korea Utara di Twitter. Dia dikenai tuduhan menyebarkan progpaganda yang mendukung Korea Utara. Ini membuat kami bertanya, apa bedanya Korea Utara dan Selatan.”
            Tapi bintang punk rock legendaris, Ri Seong-woong, menghadapi nasib yang lebih buruk.
Salah satu lagu menceritakan Ri dieksekusi karena mengelola stasiun radio bajak laut. Prajurit Korea Utara tidak punya peluru, jadi mereka memukulinya dengan senjata hingga tewas.
            Hal seperti ini mungkin tidak terlalu jauh dari kenyataan. Pyongyang secara resmi melarang musik asing dan mereka yang diwawancarai media Korea Selatan mengaku dikirim ke kamp kerja paksa.
            Walau begitu, pasar gelap Korea Utara dipenuhi DVD dan CD bajakan.  Dan mungkin tak lama lagi juga ada rekaman konser Ri Seong-woong.
Orang-orang itu bekerja sama dengan seorang pengungsi yang menyelundupkan materi ilegal ke Utara.
            Pemain bass, Oh Do-ham, mengatakan ia tidak tahu jika masyarakat Korea Utara begitu terkesan dengan punk rock Korea Selatan – karena dari apa yang ia pahami mereka juga punya musik sendiri.
             “Saat saya jelaskan pada seorang warga Korea Utara, apa itu punk rock, saya gambarkan itu musik yang sangat cepat dan Anda berteriak saat menyanyikannya. Dia bilang pada saya, saat pulang ke rumah setelah pergi minum, mereka mengambil gitar dan bermain cepat serta meneriakkan liriknya. Sang pengungsi bertanya apakah itu punk rock?”
            Semoga sosok bintang punk rock imajiner seperti Ri Soong-woong yang sebenarnya, ada di Korea Utara.


Artikel ini pertama kali disiarkan di Asia Calling, program radio aktual dari kawasan Asia yang diproduksi KBR68H, kantor berita radio independen di Indonesia. Asia Calling disiarkan dalam bahasa lokal di 10 negara di Asia. Temukan cerita lainnya dari Asia Calling diwww.asiacalling.org. dan dengarkan relay programnya di  BAFP RADIO STREAMING setiap Rabu jam 20.00 WIB dan Minggu jam 20.00 WIB



No comments:

Post a Comment