Friday, February 8, 2013

Gangnam Style Dongkrak Sektor Pariwista Korea Jason Strother


Gangnam Style Dongkrak Sektor Pariwista Korea
 Jason Strother
Asia Calling/Seoul
21/11/2012


Saat ini Anda kemungkinan besar sudah mendengar lagu “Gangnam Style” dari penyanyi pop Korea Selatan.
Atau bahkan mungkin sudah menirukan tarian dengan gerakan seperti naik kuda yang diperlihatkan PSY sang penyanyi dalam video lagu tersebut. Saking populernya, video ini jadi yang paling laris di YouTube.
“Gangnam Style” adalah lagu K-pop menjadikan Korea Selatan sebagai pusat hiburan dunia.
Dan kesempatan ini dimanfaatkan oleh Pemerintah Korea Selatan untuk meraup keuntungan dari lagu tersebut.
Alexis Martinez  bergabung dalam sebuah kelompok tur yang belajar cara menari seperti PSY  dalam video “Gangnam Style”. Turis berusia 14 tahun ini bercerita kalau di Texas, tempat asalnya, lagu ini sangat populer.
                  “Seluruh siswa di sekolah saya tahu lagu ini... ini gila. Ada tarian masal di sekolah yang melakuan tarian Gangnam Style.”
Lagu “Gangnam Style”  yang dinyanyikan PSY adalah salah satu video yang paling bayak ditonton di internet.
Lagu ini bahkan menempati urutan teratas di berbagai tangga lagu Asia, Eropa dan Amerika Serikat. Lagu tersebut bercerita tentang satu daerah di Sungai Han, bagian selatan Seoul, yang terkenal dengan klub malam yang trendi dan gaya busana serta gaya hidup glamor.
                  Hanya segelintir orang yang menduga kalau PSY  bakal menjadi fenomenal. Salah satunya adalah Je Song-won, Ketua Organisasi Pariwisata Korea Hallyu atau divisi Korean Wave.
                  “Ini tidak disangka-sangka. PSY bukan idola seperti bintang lainnya. Dia bahkan tidak ganteng! Tapi menurut saya, itulah yang membuat dia lebih menarik dan menyenangkan. Saya senang karena dia mempromosikan Korea Selatan ke seluruh dunia.”
                  Bisa jadi “Gangnam Style”  adalah ekspor budaya Korea Selatan yang paling sukses.
Kata Je, organisasinya berharap kalau lagu ini bisa  mendatangkan lebih banyak lagi turis asing. Artinya, lebih banyak uang masuk.

                  “Saya rasa Gangnam Style  membuat pamor Korea semakin tinggi lagi. Lagu itu menarik lebih banyak fans di negara-negara Barat sehingga mereka lebih terterik dengan Korea. Kami membuat satu survei di Los Angeles dan 70 persen responden mengatakan mereka ingin berkunjung ke Korea setelah melihat video itu.”
                  Di jalanan... gambar PSY tampak di berbagai papan video dan potongan karton di depan aneka toko.
Sejumlah penjual di sini mengatakan, sejak “Gangnam Style”  merambah ke internet, jumlah pembeli asing semakin meningkat.
                  Om Jong-ryul adalah penjual kacang panggang di salah satu kaki lima di luar stasiun kereta api Gangam.
                  “Saya rasa ini membuat citra yang positif di daerah ini. Masyarakat begitu senang di sini, mereka bernyanyi dan tertawa. Ini menyenangkan.”
                  Kwon Da-na mengelola satu butik di daerah Gangnam Apgujeong yang terkenal dengan busananya.  
                  “Sekarang orang yang datang ke toko saya lebih banyak orang asing, ketimbang orang Korea. Waktu saya pasang lagu “Gangnam Style” dan membuka pintu, beberapa orang dari jalanan langsung masuk. Mereka tersenyum terus. Pernah ada beberapa pelanggan asal Jepang yang langsung menari setelah musiknya dipasang.”
                  Untuk kali pertama tahun ini, Korea Selatan memecahkan rekor dengan kehadiran 10 juta wisatawan. Menurut Organisasi Pariwisata Korea, ini ada hubungannya dengan K-pop yang menarik begitu banyak penggemar internasional.
Ketua Divisi Korean Wave  Je Sang-won  mengatakan, ada rencana untuk menggunakan lagu K-pop ini untuk menarik lebih banyak lagi turis asing.
“Kami akan membuat satu kampanye pemasaran menggunakan lagu “Gangnam Style” untuk mempromosikan kunjungan wisatawan ke negeri ini.”
                  Tapi seperti lagu pop lainnya, apa yang tersohor sekarang, bisa jadi tak laku keesokan harinya. Dan beberapa turis asing di sini mengatakan mungkin “Gangnam Style” sudah mencapai puncaknya.
                  Seorang turis Singapura, Connie, 17 tahun, mengatakan, ia sempat sangat menggemari Gangnam Style, tapi sekarang tidak lagi.
                  “Menurut saya itu lagu yang bagus tapi lama kelamaan saya jenuh. Ini menyebalkan karena ke mana pun Anda pergi, pasti lagu itu ada di mana-mana. Biasanya kalau masuk toko ada banyak musik yang dimainkan selain Gangnam Style, tapi sekarang yang terdengar melulu Gangnam Style.” 

Tapi bagi  Alexis Martinez, “Gangnam Style ” dan tarian seperti naik kuda ini belum ketinggalan zaman.  Apalagi tarian ini mudah dipelajari, sehingga menjadi begitu populer di seluruh dunia.
                  “Ini menyatukan dunia. Menurut saya ini keren.”
Artikel ini pertama kali disiarkan di Asia Calling, program radio aktual dari kawasan Asia yang diproduksi KBR68H, kantor berita radio independen di Indonesia. Asia Calling disiarkan dalam bahasa lokal di 10 negara di Asia. Temukan cerita lainnya dari Asia Calling di www.asiacalling.org. dan dengarkan relay programnya di  BAFP RADIO STREAMING setiap Rabu jam 20.00 WIB dan Minggu jam 20.00 WIB







No comments:

Post a Comment