Bintang Punk Rock Imajiner Korea Utara
Jason
Strother
Asia
Calling/Seoul
Lagu
dengan musik berdentam bercerita tentang Ri Seong-woong, bintang punk
rock Korea Utara yang paling terkenal.
Serangkaian
pertunjukan yang dibintangi Ri baru-baru ini, ditampilkan di negara
tetangga Korea Selatan. Tapi tunggu. Apakah dia itu sosok yang
benar-benar ada dan berasal dari negeri yang tertutup Korea Utara?
Tidak.
Ri
merupakan ciptaan 10 band Korea Selatan, yang menceritakan kisah
hidup fiktifnya lewat serangkaian konser rock dan pertunjukan karya
seni. Membuat detail sang legenda tidak mudah kata Oh Do-ham, pemain
bass dari band Aungdaungs.
“Kami
minum-minum suatu malam dan saling bertanya, kira-kira seperti apa
musik punk rock di Korea Utara?” ujar Oh.
“Kami
hanya tahu lewat media soal politik Korea Utara tapi kami tidak tahu
bagaimana kehidupan masyarakatnya. Apa
yang mereka lakukan untuk bersenang-senang dan musik apa yang mereka
dengarkan.”
Para
musisi muda ini menunjukkan ketertarikan yang luar biasa atas Korea
Utara. Sebagian besar kaum muda Korea Selatan di usia 20an tahunnya,
tidak begitu peduli dengan negara tetangganya itu.
Untuk
membantu memberi latar belakang yang dapat dipercaya pada bintang
rock mereka, Oh dan musisi lain mengunjumgi beberapa pengungsi Korea
Utara. Setidaknya ada 23 ribu pengungsi tinggal di Korea Selatan.
Yu
Ji-wan, vokalis dan pemain keyboard pada band Alligators, bertanya
pada para pengungsi beberapa pertanyaan diluar politik dan senjata
nuklir, seperti bagaimana kehidupan sebenarnya di kampung halaman?
“Saya
ingin tahu bagaimana orang Korea Utara kehilangan keperjakaannya.
Satu pengungsi bercerita itu terjadi saat mereka remaja. Saat remaja
pria dan perempuan harus tugas jaga di malam hari, beberapa pasangan
menyelinap ke padang rumput yang tinggi. Dan
menurut saya itu sangat romantis.”
Yu
mengatakan itu menjadi inspirasi bagi lagu yang berjudul “saya
jatuh cinta saat tugas jaga.”
Seperti
karya seni lainnya, kisah Ri Seong-woong juga menjadi gambaran bagi
banyak masalah di Korea Selatan. Di satu pertunjukan, Ri dipenjara
karena mengejek kepemimpinan Korea Utara.
Mungkin
tidak terlalu mengejutkan kalau tidak ada kebebasan berbicara di
sana. Tapi Yu mengatakan hal yang sama juga terjadi di Korea Selatan
awal tahun ini.
“Teman
kami ditangkap karena membuat lelucon tentang Korea Utara di
Twitter. Dia
dikenai tuduhan menyebarkan progpaganda yang mendukung Korea Utara.
Ini membuat kami bertanya, apa bedanya Korea Utara dan Selatan.”
Tapi
bintang punk rock legendaris, Ri Seong-woong, menghadapi nasib yang
lebih buruk.
Salah
satu lagu menceritakan Ri dieksekusi karena mengelola stasiun radio
bajak laut. Prajurit Korea Utara tidak punya peluru, jadi mereka
memukulinya dengan senjata hingga tewas.
Hal
seperti ini mungkin tidak terlalu jauh dari kenyataan. Pyongyang
secara resmi melarang musik asing dan mereka yang diwawancarai media
Korea Selatan mengaku dikirim ke kamp kerja paksa.
Walau
begitu, pasar gelap Korea Utara dipenuhi DVD dan CD bajakan. Dan
mungkin tak lama lagi juga ada rekaman konser Ri Seong-woong.
Orang-orang
itu bekerja sama dengan seorang pengungsi yang menyelundupkan materi
ilegal ke Utara.
Pemain
bass, Oh Do-ham, mengatakan ia tidak tahu jika masyarakat Korea Utara
begitu terkesan dengan punk rock Korea Selatan – karena dari apa
yang ia pahami mereka juga punya musik sendiri.
“Saat
saya jelaskan pada seorang warga Korea Utara, apa itu punk rock, saya
gambarkan itu musik yang sangat cepat dan Anda berteriak saat
menyanyikannya. Dia bilang pada saya, saat pulang ke rumah setelah
pergi minum, mereka mengambil gitar dan bermain cepat serta
meneriakkan liriknya. Sang
pengungsi bertanya apakah itu punk rock?”
Semoga
sosok bintang punk rock imajiner seperti Ri Soong-woong yang
sebenarnya, ada di Korea Utara.
Artikel
ini pertama kali disiarkan di Asia Calling, program radio aktual dari
kawasan Asia yang diproduksi KBR68H, kantor berita radio independen
di Indonesia. Asia Calling disiarkan dalam bahasa lokal di 10 negara
di Asia. Temukan cerita lainnya dari Asia Calling
diwww.asiacalling.org. dan
dengarkan relay programnya di BAFP
RADIO STREAMING setiap
Rabu jam 20.00 WIB dan Minggu jam 20.00 WIB
No comments:
Post a Comment